INFEKSI SALURAN KEMIH
I.
Definisi
Infeksi saluran kemih pada postpartum biasanya oleh organisme gram negative seperti
Escherichia coli, yang menginvasi uretra dan kandung kemih serta menyebabkan
sistitis.setelah melahirkan pasien wanita mengalami penningkatan resiko untuk
mengalami masalah saluran kemih karena diuresis postpartum normal, penurunan
sesitifitas kandung kemih,dan kemungkinan terhambatnya control persyarafan
setelah anaestesia. Ia mungkin mengalami kesulitan berkemih karena trauma
jaringan ,pembengkakan, dan nyeri perineal. Bahkan ketika ia mampu berkemih,
mungkin ia akan berkemih dalam jumlah yang sedkit dan dengan interval sering,
menandakan retensi dengan aliran yang berlebihan. Bila urin tertahan maka akan menjadi tempat
pertumbuhan bakteri yang baik. Mungkin terjadi sistitis dan pieolonefritis.
Sistitis adalah
pembengkakkan kandung kemih, pada 73% sampai 90% kasus bakteri penyebabnya
adalah eschericia coli. Pielonefritis adalah inflamasi pelvic renalis yang
biasanya disebabkan oleh infeksi. Pada sebagian besar kasus, infeksi menjalar
ke atas dari saluran kemih bagian bawah. Kedua ginjal mungkin terkena. Bila
tidak diobati, korteks renalis bisa mengalami kerusakan dan fugsi ginjal
terganggu.
II.
Etiologi: Bakteri gram negative, seperti E.Coli, Proteus,
Klebsiella, Enterobakter dan Pseudomonas. Selain mikroorganisme, ISK dapat pula
disebabkan oleh virus, jamur, maupun cacing namun frekuensinya kecil.
III.
Manifestasi Klinis
Disuria,urgensi dan frekuensi urine yang sering, nyeri
abdomen rendah atau area suprapubik, ketidaknyamanan punggung bagian bawah, dan
kemungkinan hematuria. Sebagai tambahan tanda dan gejala sistitis,
pielonepritis dicirikan dengan kekeruhan urine dan tanda sistemik seperti demam
tinggi, menggigil,mual, dan muntah-muntah, malaise, kelelahan,nyeri panggul
berat, dan nyeri tekan pada sudut kostovertebral.
IV.
Patofisiologi
Organisme penyebab infeksi pada sulran kemih yang tersering
adalah Escherichia coli, yang menjadi penyebab pada lebih dari 80 % kasus. Organisme gram positif kurang berperan
dalam UTI pada perempuan muda. Pada kebanyakan kasus, organisme tersebut dapat
mencapai vesika urinaria melalui uretra. Infeksi di mulai sebagai sistitis,
dapat terbatas di vesika urinaria saja atau dapat pula merambat ke atas melalui
ureter sampai ke ginjal. Organisme dapat sampai di ginjal melalui aliran darah atau aliran getah bening,tetapi
cara ini dianggap jarang terjadi.vesika urinaria dan bagian atas uretra
biasanya steril, meskipun bakteri dapat ditemukan di bagian bawah uretra.
Tekanan dari
aliran urine menyebabkan saluran kemih normal mengeluarkan bakteri yang ada
sebelum bakteri tersebut sempat menyerang mukosa. Mekanisme pertahanan lainnya adalah kerja
antibakteri yang dimiliki oleh mukosa uretra. Meskipun terdapat melamine
pertahanan seperti ini, infeksi mungkin terjadi dan kemungkinan ini berkaitan
dengan faktor predisposisi seperti jenis kelamin perempuan,obstruksi aliran
urin dll.
Anak perempuan dan
perempuan dewasa mempunyai insidensi UTI dan pielonefritis akut lebih tinggi
dibandingkan dengan anak laki-laki dan laki-laki dewasa, mungkin karena bentuk
uretranya yang lebih pendek dan letaknya berdekatan dengan anus sehingga mudah
terkontaminasi oleh feses. Hidroureter dan hidronefrosis biasanya paling jelas
pada ginjal kanan, selalu terjadi selama masa kehamilan dan menetap selama
beberapa waktu sesudahnya. Pelebaran ini agaknya sebagian disebabkan oleh
relaksasi otot akibat kadar progesteron yang tinggi dan sebagian akibat
obstruksi ureter karena uterus yang membesar. Ketika pelvis ginjal mengalami
distensi akibat urine baru terbentuk, maka otot polos akan berkontraksi,
mendorong urine menuju ureter. Selanjutnya dilatasi ureter memulai timulnya
gelombang peristaltik, sehingga urine mengalir ke vesika urinaria. Aliran urine
akan berlangsung satu arah yaitu dari pelvis ginjal menuju vesika urinaria, dam
aliran balik dicegah adanya katup ureterovesikular, saat tekanan tinggi vesika
urinaria.refluks vesiko ureter didefinisikan sabagai aliran urine retrograde
dari vesika urinaria memasuki ureter terutama sewaktu berkemih. VUR dapat
ditemukan pada banyak pasien terutama anak yang menderita UTI rekuren, dan
tanpaknya merupakan cara organisme untuk memasuki ginjal .
Kateterisasi
uretra dan ureter serta sitoskopi sering menyebabkan infeksi pada vesika
urinaria atau ginjal. Selain itu adanya kerusakan saraf yang mengatur proses
berkemih normal dan penyalahgunaann obat analgesik dalam jangka lama dapat juga
menyebabkan infeksi.
V.
WOC (terlampir 4)
VI.
Pemeriksaan Penunjang Dan Laboratorium
Biakan dan tes sensitifitas urine harus dilakukan diawal
kehamilan.
·
Urinalisis
-
Leukosuria:
bila terdapat 5 leukosit/ lapang pandang besar
-
Hematuria:
bila terdapat 5-10 eritrosit/lapang pandang besar
·
Bakteriologis
-
Mikroskopis: bila terdapat > 105
organisme koloform/ml urin pada urin porsi tengah dan terdapat > 103
organisme koloform pada pengambilan urin melalui aspirasi suprapubik
-
kultur
kuman : menetukan keberadaan kuman, jenis kuman dan menentukan jenis antibiotik
yang cocok
·
Pemeriksaan darah
-
lekositosis
-
peningkatan LED
-
pada
infeksi berat diperlukan pemeriksaan faal ginjal
·
Pencitraan
-
Foto polos abdomen
-
PIV (pielogravi intra vena)
-
USG dan CT scan
VII. Terapi
A.
Urinalisis
Lakukan analisis air kemih dan analisis untuk kadar
protein, darah, dan organisme. Urine yang mengandung kadar SDP yang meningkat
(100000/ml organisme), serta didapati
protein dan atau darah, mengindikasikan ISK. Kultur dan sensitifitas urine
diambil, sehingga penentuan antibiotic organisme khusus dapat diidentifikasi.
B.
Penatalaksanaan cairan dan darah
Asupan cairan ditingkatkan hingga 3-4l/hari, untuk
mengencerkan urine, serta dosis pengobatan vitamin C atau jus berry dipakai
untuk mengasamkan urine. Keasaman
urine mengurangi perkembangan bakteri dan meningkatkan kerja antiseptic pada
saluran kemih. Dapat diberikan obat sulonamid kerja-pendek, seperti
nitrofurantoin, sesuai pesanan, kecuali ibu dalam masa kehamilan,
sulfametoksasol atau trimetoprim juga bisa diberikan. Anti septic saluran kemih
atau anti biotic sistemik dapat juga digunakan. Anti spasmotik atau analgesik
urine, seperti fenazopiridin hidroklrida, bisa diberikan untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan
C.
Penatalaksanaan Pielonefritis.
Jika ibu mengalami pielonefritis, ia dapat dirawat-inap
untuk pengobatan dan pemantauan yang ketat, sehingga mencegah kerusakan ginjal
permanen. Diberikan pengobatan
perintra vena, dan dipasang kateter kandung kemih menetap. Berkurangnya
gejala biasannya diperoleh dalam 24-48 jam.
VIII. Pemeriksaan fisik
1.
Sistem Gastrointestinal : mual, muntah, anoreksia
2.
Sistem eliminasi urin: Sering miksi, Rasa panas saat
berkemih, Disuri, Nokturi, Adanya over distensi kandung kemih
3.
Sistem neurosensori : Sakit kepala
4.
Nyeri atau kenyamanan:
a.
Nyeri daerah CVA
b. Nyeri daerah punggung yang menjalar ke
abdomen paha bagian atas
c.
Nyeri suprapubik
d.
Nyeri meatus uretra
5.
TTV: demam, takikardi
IX. Asuhan Keperawatan Pada Infeksi
Saluran Kemih
A.
Pengkajian
a.
Riwayat kesehatan dahulu
-
Obstruksi traktus urinarius
-
Hiperplasi prostat benigna
-
Batu urinarius
-
Infeksi saluran kemih
-
Kelainan kongenital pada kandung kemih
b.
Riwayat Kesehatan Sekarang
-
Demam
-
Mengigil
-
Nyeri Panggul
-
Nyeri tekan CVA
-
Disuria
-
Sering berkemih
-
Keletihan
-
Sakit kepala
-
Poliuri
-
Haus berlebihan
-
Kehilangan berat badan
-
Mual dan muntah.
c.
Riwayat obstetric
Kehamilan multipara atau primipara, persalinan ke berapa,jumlah anak
hidup, riwayat abortus.
d.
Riwayat KB :
Pemakaian kontrasepsi oral
B.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
-
Ketidaknyamanan
: nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi saluran kemih
-
Perubahan
pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih
-
Kurang
pengetahuan tentang kondisi, prognosisis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurang terpajan,
C. Rencana
Keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Ketidaknyamanan : nyeri B.D inflamasi dan infeksi saluran kemih
DO:
DS:
Kriteria hasil : klien mengatakan nyeri yang dialami berkurang
/ hilang dan menunjukan kemampuan untuk membantu dalam tindakan kenyamanan
umum dan mampu dalam tindakan kenyamanan umum dan mampu untuk tidur /
istirahat dengan tepat
|
Mandiri
1.
Ambil sampel urine tengah yang cukup bersih
2. Kaji lokasi nyeri, karakteristik nyeri,
intensitas nyeri
3. Dorong pasien mengatakan masalah,
mendengarkan dengan aktif dan memberi dukungan serta informasi yang tepat
4.
Berikan kenyamanan contohnya pijayan punggung
5. Dorong penggunaan teknik relaksasi,
contohkan pedoman imajinasi, visulaisasi, dan aktivitas terapeutik
Kolaborasi
1.
berikan obat sesuai indikasi ; aspirin, antimirkobaial, antispasmolidik
2. berikan mandi rendam panas bila
diindikasikan
|
-
Membanru
dalam memntukan jenis bakteri.
-
Membantu mengevaluaisi derajat ketidaknymanan nyeri
-
Penurunan
ansetas dan takut, menungkatkakn relksasi sam kenyamanan
-
Menurunkan ketegangan oot, meningkatkan relaksasi dan
dapat meningkatkan kemampuan koping
-
Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif da
memfokuskan kembali perhatian, dapat meningkatkan kemampuan koping,
menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan serta mengurangi spasme otot.
-
Menghilangkan
nyeri, meningkatkan kenyamanan, dam istirahat
-
Menurunkan
kedikanyamanan local dan mengurangi spasme otot
|
2
|
Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan sering berkemih,
urgensi, resistensi
DO:
DS:
Criteria hasil:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, klien akan berkemih dalam
jumlah normal dan pola seperti biasanya
|
Mandiri:
1.
Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan
variasi
2.
Dorong peningkatan pemasukan cairan
3.
Jika frekuensi menjadi maslah, jamin aklses ke kamar
mandi, pispot di tempt tidur. anjurkn pasien utuk berkaemih kapan saja bila
ada keinginan.
4. Sediakan kompres es untk perineum selama
1 jam setelah kelahiran.
5.
Hindari cairan seperti kopi,the, kola,dan alcohol
Kolaborasi
1. Pasang kateter
|
-
Bakteri dapat menyebabkan aksitabilitas sraf yang
menyebabkan sensasi kebutuhsn berkemih segera
-
Peningkatan hidrasi membilaas bakteri
-
Berkemih
yang sering mengurangi stress rine pada kandung kemih dan menghindari
pertumbuhan bakteri
-
Mengurangi
pembentukan udem dan memfasilitsi berkemih.
-
Dapat mengiritasi
1. kateter dapat mempertahankan aliran
urine
|
3.
|
Kurang pengetahuan tentang
kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang terpajan,
DO
DS:
Criteria hasil:
setelah dilakukan intervensi keperwawatan, klien aka mengatakan pemahaman
proses penyakit dan berpartisiasi dalam program pengobatan
|
Mandiri;
1. Kaji ulang proses penyakit, prognosis,
dan faktor pencetus pengalaman.
2.
Tunjukkan perawatan personal hiegyene
3.
Tekankan pentingnya pemasukan cairan
4. Anjurkan menghindari minuman yangh
mengiritasi seperti: kopi, teh, kola dan alcohol
5. Diskusikan penggunaan diet asam (contoh:
berri, plum, sereal nasi, kacang, keku, ikan)
6. Sarankan pada wanita beresiko untuk:
· berkemih bila einginan terasa dan
setelah hubungan seksual
· membersihkan perinela dari depan ke
belkng setelah buang air besar
· hibdari penggunaan sabun dengan farfum
kuat
· gunakan pakain dalan dari katun daripada
nilon
7. Dorong melaksanakan aktivitas latihan
8. Dorong, berikan kesempatan
untuk bertanya
9. Tekankan pentingnya perjanjian evaluasi
10. Jika ibu sedang dalam pengobatan
sulfo-namide, ajarkan klien bahwa pemberian ASI sebaiiknya dihentikan dan
ajarkan bagaimana cara memompa payudara
11. Jelaskan pada ibu
bahwa obat-obatan yang diresepkan bisa merubah warna urine
|
-
Memberi dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat
pilihan informasi terapi
-
Mengurangi
konsentrasi patigen pada orifisium vagina.
-
Mempertahankan
haluaran urine untuk menurunkan resiko infeksi dan pembentukan batu.
-
Dapat
mengiritasi saluran kemih dan
mempermudah terbentukanya batu.
-
Pengasaman
urine untuk menurunkan resiko infeksi dan pembentukan batu.
· Untk memnjaga saluran bawah bbas dari
bakteri
· Pembersihan yang tepat setelah buang air
menghindari uretra terkontaminasi
·
Sejumlah sabun dapat mengiritasi perineal
·
Kain katun msirkulasi udara yang baik untuk
mengeringkan daerah perineal
-
Imobolisasi meningkatkan stasis urine dan perpindahan
kalsium dari tulang, potensial resiko pembentukan batu.
-
Meningkatkan
proses belajar, meningkatkan pengambilan keputusan , dan menurunkan ansietas
sehubungan dengan ketidaktahuan.
-
Pengawsan
penyembuhan, proses penyakit: memberikan kesempatan untuk diskusi
-
Sulfonamide
disekresikan did lam ASI dan bercampur dengan protein, sehingga dapat
mengakibtakan ikterik neonatorum
-
Azo
gantrisin dapat mengubah warna urine
menjadi merah atau merah kekuningan,
nitrofurantoin mengakibatkan warna urine coklat
|
0 komentar:
Posting Komentar